Inna lillahi wa inna ilaihi roji’uun.

Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada Allah.

Dalam rentang satu pekan ini seolah kita dipaksa untuk berbicara tentang ajal. Bagaimana tidak?Beruntun pemberitaan tentang satu persatu jiwa yang telah kembali mendahului. Setelah sebelumnya viral kecelakaan yang menimpa seorang public figure yang hingga berhari–hari menjadi trending. Lalu selang bererapa hari kemudian kita kembali  dikagetkan dengan kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang menewaskan lebih dari 50 korban jiwa. Belum habis pembahasan tentang pesawat jatuh, di Kamis 14 Januari 2021 ini lagi–lagi kita kembali dikejutkan dengan berpulangnya guru kita, ulama yang begitu dicintai, Alm. Syaikh Ali Jaber. Semoga Allah merahmati dan meninggikan derajat beliau. Aamiin..

Kullu nafsin dzaiqotul mauut, seperti yang telah tertulis dalam Al Quran di Surat Ali Imron ayat : 185. 

Bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati, yang membedakan hanyalah waktu. Pada dasarnya kita semua adalah sama, yakni sama–sama pengantri, yang tengah mengantri perjumpaan dengan malaikat maut.

Di dalam sebuah kajian yang disampaikan oleh K.H. Abdullah Gymnastiar di beberapa tahun lalu beliau menyampaikan tentang 3 rahasia kematian. yaitu yang pertama dirahasiakan waktunya, kedua dirahasiakan tempatnya dan yang ketiga dirahasiakan sebabnya/caranya.

 Dimana ada lima hikmah dibalik Allah merahasiakan waktu kematian :

Pertama adalah agar tidak menunda–nunda kebaikan.

Seperti mengusahakan agar sholat tepat waktu, menyegerakan menunaikan zakat karena disitu ada hak orang lain, bersegera melunasi hutang, bersegera mendaftar haji bila telah dirasa mampu.

 Kedua adalah agar tidak menunda taubat

Jangan menunda taubat, kita tidak bisa menjamin bahwa usia kita sampai sekian tahun. Karena syarat mati tidak harus tua dulu, mati tidak harus sakit dulu, mati tidak harus terserang penyakit dulu. Berapa banyak yang meninggal seketika usai kecelakaan misalnya, berapa banyak orang yang menjumpai ajalnya karena hal sepele jatuh dari kamar mandi. Bahkan juga ada yang menjemput ajal saat tengah terlelap tidur.

 Ketiga agar tidak menganggap remeh maksiat

Berapa banyak orang yang meninggal saat sedang bermaksiat? Telah banyak pemuda yang menyiakan raga mereka sekedar untuk berhura, minum oplosan bahkan sampai mengorbankan nyawa mereka.

Ibnu Umar mengatakan bahwa para pelaku maksiat yang tidak bersegera untuk taubat, terus menerus dalam kemakiatan itu maka ada dua hal yanga akan terjadi pada orang itu yakni akan dibuka aibnya atau jika tidak maka akan diwafatkan dalam keadaan su’ul khotimah. Jadi teknisnya adalah jika mau maksiat ingat malaikat maut. Karena saat kita sendiripun sesungguhnya Allah melihat kita, seperti yang tertuliskan dalam Q.S Al Hadid ayat 4 “Dan dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa saja yang kamu kerjakan”

Keempat agar kita selalu mawas diri

Selalu takut jika jangan–jangan ini hari terakhir saya. Sehingga jika sudah demikian insyaAllah kita akan jauh lebih gigih menyiapkan amal perbekalan kita untuk kehidupan selanjutnya. Kita tidak menjamin bahwa saat kita berangkat kerja bisa kembali pulang dalam keadaan masih bernyawa. Sehingga bagi istri yang melepas suami bekerja ridholah saat suami berangkat, karena bisa jadi ini hari terakhir si isteri atau hari terakhir si pasangan. Demikian juga dengan orangtua saat marah ke anak, berusahalah segera berdamai kembali. Bisa jadi ini hari terakhir si orang tua atau hari terakhir si anak. Tentunya kita semua tidak ingin berpisah dengan keadaan tidak enak hati terutama kepada orang–orang terdekat kita.  

Kelima agar kita selalu mendambakan husnul khotimah

Dimana kunci husnul khotimah adalah setiap waktu melakukan kebaikan.

Semoga kita semua beri mudah oleh Allah dalam menunaikan perintah–perintah kabaikan dan dihindarkan dari kemaksiatan dan dosa–dosa lainnya. Semoga juga kiranya Allah senatiasa menunjuki kita hingga kita bisa kembali dalam keadaan husnul khotimah, meningglkan dunia dengan akhir yang baik. Aamiin.. (DI)