Menjadi Pendidik yang Berakhlak Mulia
Kajian Ustadz-Ustadzah bersama Ustadz H. Gunawan Setia Adi, Lc.MA pada hari Jum’at 3 September 2021

Salah Satu agenda Rutin Ustadz-Ustadzah SDIT Al Huda Sidoharjo adalah Kajian Tiga Bulan Sekali  yang diselenggarakan oleh dan untuk Ustadz-Ustadzah SDIT Al-Huda Sidoharjo bertempat di Masjid Al Mukhlisin, Keron, Sidoharjo. Kajian yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 3 September ini mendatangkan Narasumber yaitu Ustadz H. Gunawan Setia Adi, Lc.MA atau biasa disapa Ustadz Adi. Dalam materinya, Ustadz Adi menyampaikan edukasi kepada Ustadz-Ustadzah tentang Adab dan Akhlak sebagai seorang Guru yang menjadi suri tauladan bagi anak didik SDIT Al-Huda Sidoharjo.

Ustadz Adi menyampaikan dalam Tausiyahnya bahwa Sekolah Islam Terpadu memiliki sebuah Hakekat di dalamnya. Yaitu sebagai lembaga yang memahami dan menghayati ajaran islam dengan mengamalkan Islam dan juga menerapkan pentingnya moral dan akhlak. Sehingga, diharapkan SDIT mampu melahirkan generasi yang berwawasan luas dan memiliki Akhlak yang kuat.

Sebuah Pepatah mengatakan, “Bagaimana bayangan bisa lurus kalau tongkatnya bengkok ?” memiliki makna bahwasanya mengajarkan adab lebih utama dilakukan sebelum mengajarkan ilmu. Salah contoh yang dipaparkan olah Ustadz Adi adalah apabila Guru sedang menyampaikan materi sementara anak-anak belum bisa menghormati guru, masih “pada rame”, “gojek” dan tidak memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi, maka mustahil ilmu yang disampaikan akan terserap oleh murid-muridnya.

Maka dari itu sangatlah penting bagi seorang Guru untuk mendidik murid-muridnya menjadi generasi yang beradab, serta yang lebih penting adalah menjadi pribadi yang berakhlak mulia yang mampu memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya,

Kemudian, Ustadz Adi juga menyampaikan bahwa guru yang profesional adalah guru yang menguasai materi pembelajaran. Akan tetapi yang lebih penting adalah menguasai metode pembelajaran, karena setiap materi memiliki metode pembelajaran yang berbeda-beda tergantung bagaimana caranya agar materi bisa diterima oleh para murid dengan baik. Selain materi, guru haruslah hadir dengan “Ruh” atau semangat sehingga mampu menstabilkan suasana kelas dan menyampaikan materi dengan baik.

Terakhir, sebagai penutup. Ustadz Adi menyampaikan peran Guru terhadap anak haruslah ibarat orang tua. Istilah guru sebagai teman menurut beliau adalah pernyataan yang kurang tepat, karena apabila porsi teman mengalahkan porsi orang tua, anak akan menjadikan guru ibarat teman sebayanya yang kurang dihormati layaknya orang tua. Guru haruslah memposisikan diri sebagai orang tua  sehingga dipandang berkarisma, tegas, bijak, dan penuh kasih sayang.