Umat Islam tentu sudah tidak asing lagi dengan sosok Imam syafi’i. Salah satu imam mahzab fiqh yang menjadi rujukan terutama di Indonesia. Imam Syafi’i dikenal rajin berkelana demi mencari ilmu. Sejak kecil memungut potongan pelepah kurma, tulang untuk menuliskan ilmu, untuk menuliskan hadits-hadits Rasul SAW. Pada usia 7 tahun Beliau dapat menghafal Al Quran dengan lancar dan fasih. Selain itu beliau juga belajar hadits, sastra arab, dan lainnya. Keterbatasan Beliau secara ekonomi tidak membuatnya putus asa dan menyerah. Bahkan diusia 10 tahun, Beliau mampu menghafal kitab Al Muwaththa karya gurunya yaitu Imam Malik. Hausnya akan Ilmu membuat imam syafi’i mengembara ke tempat satu ketempat yang lain untuk mengumpulkan serpihan-serpihan ilmu. Walhasil hingga saat ini karya beliau masih digunakan banyak orang, insyaaAllah pahalanya tetap mengalir.
Mengapa usahanya mencari ilmu begitu sangat besar?
“Barangsiapa merintis jalan mencari Ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim)
“Barang siapa keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu, berarti ia berada dalam jihad fiisabilillah hingga ia kembali ke rumahnya. Dan Allah akan mudahkan jalannya kesurga serta menghapus dosa-dosanya” (HR. Tirmidzi)
“Allah meninggikan beberapa derajat orang yang beriman dan berilmu” (QS. Al Mujadilah:11)
Banyak sekali janji-janji Allah bagi orang yang berilmu. Bukankah janji Allah itu pasti. Allah akan mudahkan baginya penuntut ilmu jalan menuju surga. Dan bukankah surga adalah kehidupan abadi yang kita inginkan? Maka beliau sangat menyadari bahwa ilmu adalah salah satu kunci masuk surga.
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ اْلاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
“Barangsiapa yang ingin sukses di dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang ingin sukses di akhirat maka hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa yang ingin sukses pada keduanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah dengan ilmu (pula)” –Imam Syafi’i.
Saat ini, kita diberi kemudahan oleh Allah dalam menuntut ilmu, kita tidak perlu mengumpulkan pelepah kurma, kulit binatang. Kita cukup hadir dimajelis ilmu, duduk, mendengarkan dan sudah banyak sekali majelis-majelis ilmu disekitar kita. Meskipun masa pandemi, kita masih bisa mengakses kajian lewat handphon kita. Maka tidak ada alasan untuk tidak belajar islam.
Menghadiri majelis-majelis ilmu, Rasulullah mengibaratkan menghadiri taman-taman surga. Rasulullah bersabda ketika kalian menemuinya maka minumlah sepuas-puasnya (reguklah ilmu sebanyak-banyaknya). Semakin kita mengkaji maka semakin jelas jalan hidup yang harus kita pilih. Selain menuntut ilmu, ada proses panjang yang harus dilalui yaitu mengamalkan ilmu. Tapi mengamalkan ilmu tidak mungkin tanpa mengkaji mana yang halal atau haram. Yang halal dilaksanakan dan yang haram ditinggalkan. Sehingga Allah ridha dengan amalan-amalan kita dan mampu mempersembahkan amalan terbaik dihadapan Allah kelak.
Wallahu a’lam. (GT)
Keterangan;
Nama : Silakan diisi dengan nama Anda.
Email : Silakan diisi dengan email Anda. Bila tidak punya, silakan diisikan dengan admin@sdit.com
Website : Silakan diisi alamat website Anda.